Assalammualikum
dan selamat pagi....
Tahun 2015
rasanya kejap sahaja berlalu....tiba-tiba bila teringat hendak menjengah blog
baru terperasan rupanya dalam tahun 2015 ini baru satu artikel dikeluarkan.
Kesibukkan menghalang saya untuk bergiat aktif semula dalam dunia bloging...
rindu rasanya saat-saat boleh berkongsi apa sahaja cerita di dalam blog. Bila
la agaknya dapat menjadikan diri ini rajin mengeluarkan artikel sehari satu
artikel hahahhaah...so tanpa melenggahkan masa saya sebenarnya nak membuat
sedikit pencerahan berkaitan tajuk post yang hendak saya bincangkan...ini
memandangkan baru-baru ni mendapat pangilan dari seorang rakan semasa saya
bertugas di Jabatan Kebajikan Masyarakat Daerah Mersing dahulu...Post ini khas
untu En Rafi yang sedang melanjutkan pelajaran dan hendak tahu dengan lebih
lanjut berkaitan dengan teori berkaitan iatu "Teori
Transactional Analysis"
Konsep Dasar Transactional Analysis (TA)
Transactional
analysis (TA), merupakan salah satu teori kognitif , dikembangkan oleh Eric
Berne pada awal tahun 1960. Teori ini menjadi terkenal setelah penerbitan dua
buku terlaris: Berne’s Games People Play (1964)
dan Thomas Harris’s I’m OK; You’re OK (1967).
Eric
Berne lahir pada tahun 1910 di Montreal, Kanada, di mana Ayahnya adalah seorang
dokter dan ibunya adalah seorang penulis dan editor. Merupakan sebahagian dari
pelatihan analisisnya yang diawasi oleh Erik Erikson. Kemudian ia membuat
penelitian di rumahnya pada tahun 1950 dengan analisis dan prektikal yang
berjadual. Pada tahun 1950, Berne di tolak untuk keanggotaan dalam
Psychoanalytic Institute dan kemudian beliau mengambil keputusan untuk
memutuskan hubungan diri dari psikoanalisis dan mengembangkan transactional
analysis secara bersendiri. kebanyakkan dasar teori ini dipengaruhi
oleh Adler ..Life style (Adler), Life script (Berne). Inferioriti (Adler, I am
not Ok (Berne). Kaunselor atau terapist lebih kepada guru dan Klien lebih
kepada pelajar (Corsini, 1977).
Dusay
(1977) menjelaskan methode utama TA dalam empat fasa iatu :
·
Structural analysis: Pemahaman apa yang terjadi
dalam diri individu
·
Transactional analysis: Menggambarkan apa yang
terjadi antara dua orang atau lebih
·
Game analysis: Memahami transaksi antara individu
yang mengarah pada perasaan buruk
·
Script analysis: Memahami rencana hidup seseorang
Structural Analysis
Dalam
analisis ini, setiap orang dianggap memiliki tiga fungsi ego: anak-anak, orang
tua, orang dewasa. Berne mendefinisikan keadaan ego sebagai ”pola konsisten
dari perasaan dan pengalaman yang berkaitan langsung dengan pola konsisten
suatu perilaku”.
The child ego state adalah perkembangan yang pertama. Ini merupakan
bahagian dari keperibadian yang ditandai dengan keanak-anakan. Perilaku anak
kecil yang menggambarkan rasa ingin tahu, egois, mudah mennangis. Keadaan ego
anak terdiri dari dua subdivide: sifat kekanak-kanakan dan anak adaptif
The natural child adalah bahagian dari orang yang spontan,
impulsif, masih berorientasi, dan sering egois dan bersenag-senang. Sifat
anak-anak ini juga intuitif, kreatif, dan responsif terhadap nonverbal.
The adaptive child adalah bahagian dari keperibadian yang sesuai
dengan keinginan dan tuntutan dari pandangan orang tua.
The parent ego state menggabungkan sikap dan perilaku dari orang tua.
The nurturing parent adalah bahagian dari kegembiraan,pujian.
The adult ego state tidak terbagi atau terkait dengan usia seseorang.
Cara
kedua untuk memahami dan memprediksi perilaku manusia meliputi diagram
transaksi ego-state. Diagram dari analisis transaksional adalah interpersonal,
berbeda dengan diagram intrapersonal dari analisis struktural. Transaksi dapat
terjadi pada satu dari tiga tingkatan: complementary(Komplementer),
crossed(Silang) , or ulterior (Tersembunyi).
Game Analysis
Permainan
adalah transaksi motivasi tersembunyi yang muncul sebagai pelengkap di awal
tetapi berakhir dengan perasaan buruk. Seseorang bermain permainan untuk
menyusun waktu, mendapatkan pengakuan, membuat ramalan lainnya. Ada tingkat
pertama, tingkat kedua, dan tingkat ketiga dalam permainan.
-
Tingkat pertama permainan adalah permainan yang dimainkan dikalangan sosial
dengan siapapun yang bersedia mengambil bahagian.
-
Tingkat kedua permainan terjadi apabila permainan lebih serius, biasanya di
gunakan dikalangan yang lebih akrab.
-
Tingkat ketiga permainan biasanya meliputi kerosakkan jaringan (Pemikiran
Negatif), dan para pemain berakhir di penjara, hospital atau kamar mayat.
Script Analysis
Berne
percaya bahawa setiap orang membuat senario kehidupan, atau rencana hidup, di
awal masa kanak-kanak pada usia 5 tahun, senario ini yang menentukan bagaimana
seseorang berinteraksi dengan orang lain berdasarkan interpretasi dari
peristiwa eksternal. Pesan-pesan positif yang diberikan untuk anak sebagai hak
akses dan tidak membatasi orang dengan cara apapun. Pesan negative lebih kuat
dan dapat menjadi dasar untuk merosakkan senario.
Berikut
menunjukkan beberapa pola script negatif
yang umum:
·
Never scripts:
seseorang tidak pernah mendapatkan apa yang ia inginkan kerana dilarang orang
tuanya. (“menikah itu buruk, jangan pernah menikah”).
·
Until scripts:
seseorang harus menunggu sampai waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu
sebelum dia mendapatkan reward (hadiah)
(“kamu tidak boleh bermain hingga pekerjaan kamu selesai”).
·
Always scripts:
seseorang mengatakan kepadanya bahwa sangat penting untuk menyudahkan sesuatu
pekerjaan yang sama hingga selesai (“kamu sebaiknya selalu menyiapkan
pekerjaan yang telah kamu mulai”).
·
After scripts:
seseorang mengira akan mengalami kesulitan setelah masa tertentu (“setelah usia
40, hidup akan menurun”).
·
Open-ended scripts: seseorang tidak tahu apa yang harus ia lakukan
setelah mengorbankan waktu (“bekerja keraslah ketika kamu masih muda”).
Terdapat pula miniscripts dalam
hidup seseorang yang fokus pada “minute by minute occurances”. Beberapa miniscripts yang umum adalah “be perfect,” “be strong,”
“hurry up,” “try hard,” “please someone.” Kelima perintah ini disebut drives (dorongan), memberikan jalan keluar naskah hidup
mereka, tetapi hanya sementara.
Naskah hidup yang ideal dalam istilah TA adalah diinformasikan oleh keadaan
“saya OK, kamu OK” (mendapatkannya dengan keadaan) (Harris, 1967). Tetapi orang
bisa menjalankan 3 keadaan untuk perkembangan personaliti : saya OK
menurut
"Healthy parenting practices"
- individu
yang mampu berpandang "self positif" apabila perkembangan
melalui (I am OK) dan orang lain (you are OK).
- "Negative
parenting practices" akan membentu individu lebih kepada (I am not
OK) dan (you are not OK).
- "Normal
personality development" akan mengekalkan pandangan positif (I am OK,
you are OK)
Jenis-jenis transaksi
:
Transaksi merupakan inti dari konsep AT. Istilah
transaksi sebenarnya adalah istilah yang sering dipergunakan dalam lapangan
komunikasi. Sesuai dengan teori ini, transaksi diertikan sebagai hubungan
stimulus respons atau duaego state. Transaksi akan terjadi bila
seseorang (A) memberikan rangsangan (stimulus) kepada orang lain (B), B memberi
respons dan pada gilirannya respons B itu menjadi stimulus bagi A dan begitu
seterusnya.
Menurut Berne, transaksi itu terjalin antar ego
state. Kalau dua orang berada pada suatu ruangan, berarti pertemuannya
6 ego state. Dari sudut ego state ini, Berne
mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat Complementary (Komplementer),
Crossed (Silang), dan Ulterior (Tersamar atau sembunyi).
1. Transaksi
Komplementer (Complementary Transactions)adalah
transaksi yang arah transaksi stimulus-responsnya konsisten. Dengan kata lain,
Transaksi Komplementer adalah transaksi antar dua ego state yang
sama, seperti P dengan P, A dengan A, atau C dengan C. Contoh transaksi P-P
lihatlah orang yang tengah bertengkar atau membuat diskusi masalah dunia.
Contoh A-A seperti seminar atau berbicara tentang pekerjaan. Contoh C-C orang
bercinta atau bersenang-senang bersama. Ada Sembilan kemungkinan jenis
transaksi komplementer (PP,PA,PC,AP,AA,AC,CP,CA,CC). Aturan pertama komunikasi
Berne adalah bahwa komunikasi akan berjalan dengan baik selama transaksinya
berkerjasama.
2. Transaksi
Silang (Crossed Transaction) merupakan transaksi antar dua ego
state yang berbeza. Respons transaksionalnya (a) datang dari ego
state yang berbeza dengan ego state yang dituju,
dan/atau (b) mengarah ke ego state yang tidak mengirimkan
stimulus awalnya. Ada 72 kemungkinan jenis transaksi menyilang, namun hanya
beberapa yang sering terjadi, misalnya P–A (ujian skripsi), P–C (guru di kelas),
dan A–C (doktor - pesakit).
3. Transaksi
tersamar atau sembunyi (Ulterior) adalah
transaksi antara dua ego namun terjadinya transaksi satu/dua ego lain yang
tidak kelihatan atau tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya.
Cara lain untuk melihat ini adalah di kalangan interaksi manusia, ada agenda
sosial psikologis maupun sosial yang mempengaruhinya. Transaksi yang tak
kelihatan itu mengandung kesan psikologis. Transaksi ini dapat terjadi dalam
situas sehari-hari seperti ketika seorang jurujual mengatakan kepada seseorang
pembeli: “Mungkin Anda semestinya tidak membeli barangan yang indah dan mahal
itu”, sementara pesan psikologinya adalah “Ayolah, aku ingin kau membelinya”.
Ataupun dari keadaan dalam keluarga, Ayah memarahi anak atas beberapa kesalahan
namun ibu menyebelahi anak dengan menegur bapa supaya tidak memarahi anak.
Disini kefungsiaan bapa telah hilang dan tersembunyi peranan ibu yang
menghalang psikologi bapa dari menegur anak.
Dari ketiga macam transaksi tersebut diatas, maka
transaksi yang baik adalah transaksi antara ego state Dewasa
(Adult) dengan Dewasa (Adult), kerana lebih bersifat realiti dan logik.
Teknik dalam pendekatan TA
TA telah menginisiasi sejumlah teknik untuk membantu klien mencapai tujuannya.
Diantaranya yang umum adalah analisis struktural, analisis transaksional,
analisis permainan, dan analisis script. Beberapa teknik lain
diantaranya:
·
Treatment contract –
secara spesifik, secara asasnya kontrak menekankan pada persetujuan atas
tanggung jawab untuk kaunselor dan klien (Dusay & Dusay, 1989). Dari
kontrak tersebut akan diketahui bila tujuan kaunseling akan tercapai. Beberapa
pendekatan perilaku yang digunakan juga tersenarai dalam kontrak.
·
Interrogation – meliputi
berbicara kepada kedudukan ego dewasa klien hingga kaunselor menerima respon
dewasa. Tekniknya kadang kala jadi sangat konfrantatif. Jika tidak digunakan
dengan tepat, interogasi menjadi tidak efektif dan hanya menjadi bahan cerita.
·
Specification – identifikasi
terhadap kedudukan ego yang mempunyai transaksi. Spesifikasi dimulai dari
kedudukan ego dewasa antara klien dan kaunselor. (klien
bertanggungjawab terhadap tingkah lakunya)
·
Confrontation – meliputi
kaunselor menitikberatkan pada perilaku dan perbicaraan klien. Penggunaan
TA pada teknik ini lebih kurang sama dipakai pada teori lain.
·
Explanation – terjadi
pada level kedudukan ego dewasa. Kaunselor menperihalkan kepada klien mengenai
aspek-aspek TA.
·
Illustration – menjelaskan
pada klien atau menguraikan intinya. Memberikan ilustrasi maksudnya adalah
menceritakan secara humoris terhadap klien dalam kedudukan egonya seperti
anak-anak maupun orang dewasa. (memberi
contoh-contoh yang bermakna daripada sesi ini)
·
Confirmation – digunakan
ketika melakukan modifikasi perilaku kembali dan maksud kaunselor sampai pada
klien. Teknik ini hanya efektif jika klien memperlihatkan ego dewasa yang kuat.
·
Interpretation – mencakup
kaunselor menjelaskan kepada ego anak-anak klien mengenai alasan perilaku
klien. Teknik ini merupakan prosedur utama dari psikodinamika dan hanya
digunakan ketika klien memiliki kedudukan ego dewasa yang berfungsi secara
efektif. (Bantu Klien memahami persepsi pengalaman lalu)
·
Cristallization – terdiri
dari transaksi dewasa kepada dewasa dimana klien menjadi peduli bahwa bermain
game individual dapat memberikan apa yang ia inginkan. Jadi, klien bebas
melakukan sesuai pilihannya, dan proses TA telah sempurna. (komunikasi
Adult to Adult)
Kelemahan TA
Disamping analisis dan ajaran Berne ini, yang
telah berhasil mewujudkan teori-teori komunikasi kelapangan psikologi, bukanlah
bererti teori ini tidak mempunyai kelemahan, banyak kritik dilontarkan pada AT,
diantaranya :
-
Kurang Efisen terhadap Kontrak Treatment
AT mengharapkan, kontrak treatment antara
kaunselor-klien harus terjadi antara status ego Dewasa-dewasa. Maknanya
menghendaki klien mengikat kontrak secara realiti, sebagai orang yang
memerlukan pertolongan.
Tetapi dalam kenyataannya, cukup banyak ditemui
bahwa klien yang punya anggapan negetif terhadap dirinya, atau tidak realistik.
Kerana itu, menyukarkan tercapainya kontrak, disebabkan tidak dapat
mengungkapkan tujuan apa yang sebenarnya diinginkannya. Sehingga memerlukan
beberapa kali pertemuan. Hal semacam ini dianggap tidak efisen dalam
pelaksanaannya.
-
Subjektif dalam Menafsirkan Status Ego
Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang
tua, Dewasa, atau Anak-anak merupakan penilaian yang subjektif. Mungkin dalam
hal yang ekstrim tidak ada perbezaan dalam menafsirkannya. Tapi bila pernyataan
itu mendekati dua macam status ego akan sulit ditafsirkan, dan mungkin berbeza
antara orang yang satu dengan yang lainnya. Kesalahan atau perbezaan dalam
menafsirkan status ego ini telah dibuktikan oleh Thomson dalam Dusay (Corsini,
1984) yang telah merakam suatu wawancara kaunseling, kepada kaunselor-kaunselor
AT disuruh menganalisis wawancara itu dari 3 macam status ego. Hasilnya
memperlihatkan adanya perbezaan penafsiran diantara kaunselor-kaunselor tadi
Di pihak lain error dari pihak klien mungkin pula
muncul ke permukaan. Secepat ia memasuki ruangan kaunseling secepat itu pula
terjadi perubahan pola komunikasinya. Interaksinya diluar ruangan kaunseling
tidak sama dengan didalam ruangan kaunseling. Bisa diluar lebih baik dengan menampilkan
status ego dewasa, tapi di dalam ruangan kaunseling lebih
banyak menampilakan status ego Anak-anak.
Latar belakang kebudayaan serta bahasa sangat
mempengaruhi pemahaman mengenai status ego ini. Kerana itu analisis terhadap
status ego ini bila antara kaunselor dengan klien punya latar belakang
kebudayaan dan bahasa yang sama. Dan adalah sangat sulit terciptanya penafsiran
yang sama pada masyarakat yang punya strata sosial berbeza. Perbezaan dalam
memahami status ego ini, menyebabkan sulitnya kesamaan dalam menentukan status
ego klien.
-
Kurang Petunjuk Mengenai Tingkah laku Kaunselor
Bagi orang yang ingin mempraktikkan AT ini perlu
petunjuk bagaimana menganalisis transaksi itu secara tepat dan berkesan.
Termasuk persoalan bentuk-bentuk responsnya, dan konten dari ungkapan klien.
Mungkin di atas telah disebutkan adanya analisis struktur, permainan, Skrip
dengan penggunaan beberapa teknik, namun teknik mana yang dipakai dalam
menganalisis itu tidak / belum dikembangkan secara khusus dalam teori AT ini.
Kerana belum adanya petunjuk khusus ini, orang menganggap AT kurang terperinci,
dan tidak ada petunjukanya.
3 comments:
wah, dah lama tak baca pasal teori kaunseling, terima kasih, boleh buat ulangkaji di sini
hahahaha rin aku pun ulangkaji semula sebelum keluarkan artikal ni sbb kita kan tak guna sangat teori ni huhuhu.
whoah this weblog is excellent i love reading your articles.
Keep up the great work! You already know, a lot of individuals are searching round for
this info, you can help them greatly.
Post a Comment